06 July 2014

Perempuan Pendeta

Dengan Pdt Helen A. Setyoputri dari GKI Cinere
Tadi pagi, sebagaimana kucoba jadi kebiasaan, aku berfoto dengan pendeta yang melayankan ibadah sekaligus perjamuan kudus di gereja kami. Beliau adalah Pdt Helen Aramada Setyoputri dari GKI Cinere (Yang pakai stola warna putih). Di rumah ketika aku mengecek koleksi foto-fotoku bersama pendeta, dalam hati aku bergumam, "Wah sudah banyak juga pendeta perempuan yang kuajak berfoto bersama." Sebelumnya, ada pdt Elisabeth Hasikin dari GKI Citra (aku befoto bertiga dengan istri) dan pdt Yerusa Maria, yang merupakan pendeta di gereja kami. Ke depan pasti akan lebih banyak lagi.


Apa ingin dapat dikatakan dengan foto-foto ini?

Apabila kita menoleh ke belakang, betapa banyak kemajuan yang telah dicapai perempuan. Sampai beberapa puluh tahun lalu, perempuan menjadi pendeta masih hal yang mustahil. Bahkan kursi anggota majelis jemaat pun, sempat hanya diperuntukkan bagi pria. Perempuan paling banter hanya jadi diaken (Ini kudengar dari penjelasan seorang pendeta pada sebuah diskusi di GKI Pd.Indah kemarin).
Dengan Pdt Elisabeth Hasikin

Dan, kini kita bisa melihat. Kehadiran pendeta perempuan tidak membuat gereja jadi mundur, malahan jadi maju dan berkembang. Perempuan bukan pesaing bagi pria, tetapi menjadi mitra. Dalam komisi-komisi, kerja-kerja gerejawi terasa lebih dinamis apabila anggotanya diisi oleh perempuan. Bahkan semakin lama, lokomotif komisi justru perempuan.

Menurutku, fenomena ini tidak hanya di gereja, tetapi dalam organisasi apa pun, termasuk dalam bernegara. Itu sebabnya, dalam Pilpres yang beberapa hari yg akan menjelang, aku berharap kita sama-sama memikirkan ulang lagi kandidat yang akan kita pilih. Adakah mereka bersahabat dengan perempuan, atau mereka hanya menganggap perempuan sebagai pelengkap untuk memenuhi kuota yang disyaratkan UU?

Dengan Pdt Yerusa Maria Agustini
Betul, dalam visi dan misi, para kandidat itu selalu mengatakan mereka pro-perempuan. Tetapi visi dan misi tak selalu bisa jadi acuan. Lebih baik lihat rekam jejak mereka, ucapan mereka selama ini. Bila perlu foto-foto mereka selama kampanye. Apakah betul mereka menghargai perempuan dan akan memberikan kesempatan perempuan berkembang?

Memajukan perempuan, bukan hanya menunjukkan bahwa kita telah menghapus diskriminasi. Memajukan perempuan justru membuat kita sebagai bangsa dapat maju lebih cepat.

No comments:

Post a Comment